Pragmatik dalam Komunikasi Sehari-hari

Pengertian Pragmatik dalam Komunikasi

Pragmatik adalah salah satu cabang linguistik yang mempelajari makna dalam konteks penggunaan bahasa. Berbeda dengan sintaksis dan semantik yang lebih fokus pada struktur dan arti kata secara terpisah, pragmatik melihat bagaimana makna dikomunikasikan dan dipahami dalam situasi tertentu. Dalam komunikasi sehari-hari, pragmatik berperan penting dalam membuat interaksi menjadi lebih efektif dan bermakna. Misalnya, ketika seseorang bertanya, “Bisa tolong ambilkan air?” ungkapan tersebut tidak hanya berarti meminta air, tetapi juga menggambarkan harapan dan keintiman dalam hubungan sosial.

Presuposisi dan Implisit

Dalam komunikasi, sering kali kita menggunakan asumsi yang tidak diucapkan secara langsung. Hal ini yang dikenal sebagai presuposisi. Misalnya, ketika seseorang berkata, “Dia sudah pergi sejak pagi,” ada asumsi bahwa ‘dia’ adalah orang yang dikenal baik oleh pendengar dan bahwa kepulangan orang tersebut diharapkan. Keberadaan presuposisi ini penting dalam menjaga kelancaran komunikasi. Selain itu, ada juga implisitasi yang merujuk pada informasi yang disampaikan secara tidak langsung. Contohnya, saat seseorang mengatakan, “Hari ini panas sekali,” bisa jadi ia berharap agar lawan bicaranya menawarkan minuman segar. Penggunaan presuposisi dan implisitasi menggambarkan betapa pentingnya konteks dalam memahami komunikasi.

Konteks dalam Komunikasi Sehari-hari

Konteks sangat memengaruhi cara kita berkomunikasi dan bagaimana pesan kita dipahami. Dalam situasi formal, gaya bahasa yang digunakan biasanya lebih baku dan sopan. Sebaliknya, dalam suasana santai, penggunaan bahasa dapat lebih akrab dan informal. Misalnya, di lingkungan kerja, seseorang mungkin akan menggunakan frasa seperti “Apakah Anda bisa membantu saya dengan laporan ini?” Namun, dalam percakapan santai dengan teman, orang mungkin hanya akan mengatakan, “Bisa bantu aku dengan laporan?” Perbedaan konteks ini menunjukkan betapa pentingnya pragmatik dalam menciptakan interaksi yang sesuai.

Tindak Tutur dan Niat Pembicara

Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang membahas tentang apa yang dilakukan seseorang ketika berbicara. Dalam komunikasi sehari-hari, kita sering kali melakukan tindakan sosial seperti meminta, memberi saran, atau bahkan mengkritik. Misalnya, ketika seseorang mengatakan, “Mungkin kita bisa pergi ke bioskop,” ini bukan hanya sebuah saran, tetapi juga bisa jadi sebuah ajakan yang diharapkan akan direspon positif oleh pendengar. Ketika kita berbicara, niat kita—apakah itu untuk memutuskan, menyarankan, atau meminta—sangat penting. Tindak tutur yang tepat akan memudahkan pesan kita diterima dengan baik.

Pengaruh Budaya dalam Pragmatik

Setiap budaya memiliki cara yang berbeda dalam berkomunikasi. Dalam budaya tertentu, berbicara langsung mungkin dianggap sopan, sementara dalam budaya lain, berbicara secara tidak langsung lebih dihargai. Misalnya, di Indonesia, sikap sopan dan penghormatan kepada yang lebih tua sering kali ditunjukkan melalui penggunaan bahasa yang lebih halus. Apabila seorang anak ingin meminta izin kepada orang tua untuk pergi keluar, ia mungkin akan berkata, “Izin, Bapak/Ibu, saya mau pergi sebentar.” Dalam hal ini, penggunaan kata ‘izin’ mencerminkan pragmatik budaya yang menjunjung tinggi adab.

Peran Nonverbal dalam Pragmatik

Komunikasi tidak hanya bergantung pada kata-kata, tetapi juga pada isyarat nonverbal seperti gestur, ekspresi wajah, dan intonasi suara. Misalnya, saat seseorang tersenyum saat mengatakan “Terima kasih,” ekspresi tersebut menambah makna dari kata yang diucapkannya dan menunjukkan rasa tulus. Dalam situasi lain, nada suara yang rendah saat mengucapkan permintaan bisa menunjukkan kerendahan hati atau ketulusan. Memahami bagaimana isyarat nonverbal ini bekerja dalam konteks yang berbeda sangat penting dalam komunikasi yang efektif.

Kesadaran Pragmatik dalam Komunikasi Sehari-hari

Memiliki kesadaran pragmatik berarti kita lebih peka terhadap konteks dan nuansa dalam komunikasi. Hal ini memungkinkan kita untuk menyesuaikan cara berbicara kita dengan lawan bicara dan situasi. Misalnya, dalam diskusi penting seperti rapat bisnis, kita perlu menyampaikan pendapat dengan jelas dan langsung tanpa menyinggung perasaan orang lain. Membangun kesadaran ini membutuhkan latihan dan pengalaman, namun dapat meningkatkan kualitas interaksi sosial kita secara signifikan. Dengan kesadaran pragmatik yang baik, kita dapat lebih memahami orang lain dan memastikan bahwa pesan yang kita sampaikan diterima dengan baik.

Back To Top